Rabu, 27 Oktober 2010

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN AKUNTANSI

Sejarah dan Perkembangan Akuntansi
A. Evolusi Pembukuan Pencatatan Berpasangan
Sejarah awal akuntansi
Kebudayaan Chaldean-Babilonia, Asiria dan Sumeria , yang menemukan pemerintahan terorganisasi pertama di dunia, termasuk juga beberapa bahasa tulisan tertua, dan catatan-catatan usaha tertua yang masih dapat diselamatkan.
Kebudayaan Mesir, di mana para juru tulisnya menjadi “titik pusat dimana keseluruhan mesin perbendaharaan dan bagian-bagian la innya berputar.
Kebudayaan China, dimana akuntansi pemerintahannya memainkan peranan yang vital dan rumit pada masa dinasti Chao (1122-256 SM).
Kebudayaan Yunani, dimana Zenon, seorang manajer dari wilayah Appolonius yang luas, memperkenalkan di tahun 256 SM sebuah system akuntansi pertanggungjawaban yang terperinci .
Kebudayaan Romawi, dengan hkumum yang mengharuskan para pembayar pajak membuat pelaporan mengenai posisi keuangan mereka.
A.C. Littleton membuat tujuh prasyarat bagi munculnya pembukuan yang sistematis, yaitu :Seni Penulisan (The Art of writing), Aritmatika (Arithmetic), Milik Pribadi (Private Property), Uang (Money), Perdagangan (Commerce), Tekanan (Volume Bisnis), Modal (Capital).
Penemuan pertamanya akan berasal dari para pedagang yang pertama, dan tidak ada seorang pun yang layak mengklaim hal tersebut pada masa itu selain orang-orang arab. Orang-orang Mesir, yang selama beberapa masa menunjukkan kejayaannya di dunia perdagangan, memperoleh pemikiran melakukan perdagangan tersebut melalui interaksinya dengan bangsa tersebut, sebagai konsekuensinya, dari merekalah orang-orang Mesir harus melakukan suatu bentuk pertama dari akuntansi, yang menurut cara perdagangan yang umum, di komunikasikan ke seluruh kota-kota di Timur-Tengah. Ketika kekaisaran di Barat diserbu oleh bangsa Barbar, dan seluruh negeri yang ada di bawahnya, mengambil kesempatan untuk mengumumkan kemerdekaan mereka, perdagangan tumbuh dengan cepat setelah kemerdekaan terjadi, dan segera pula Italia, yang sebelumnya menjadi ruang siding dunia, menjadi pangkalan perdagangan, di mana sisa-sisa keruntuhan dari kekaisaran Timur di dekat Turki, yang kejeniusan atau ketahanannya tidak pernah dimasuki oleh seni perdagangan, memberikan konstribusi yang besar. Bisnis perdagangan, yang untuk setiap kota-kota perdagangan di Eropa dihubungkan oleh orang-orang Lombardia, ikut pula memperkenalkan metode mereka dalam pencatatan rekening, melalui penggunaan pencatatan berpasangan, yang kini dikenal dengan sebutan Italia.
Konstribusi Luca Pacioli (Bapak Akuntansi Dunia)
Luca Pacioli bukanlah penemu dari pembukuan pencatatan berpasangan, tetapi menguraikan mengenai apa yang di praktikkan pada masa itu. Ia menyatakan bahwa tujuan pembukan adalah “untuk memberikan informasi yang tidak tertunda kepada para pedagang mengenai keadaan aktiva dan utang-utangnya” , Debit (adebeo) dan kredit (kredito) digunakan dalam pencatatan untuk memastikan sebuah pencatatan berpasangan.
Perkembanga pembukuan pencatatan berpasangan
- Sekitar abad ke-16 terjadi beberapa perubahan di dalam teknik-teknik pembukuan, diperkenalkanya jurnal-jurnal khusus untuk pencatatan berbagai jenis transaksi yang berbeda. Misalnya, untuk mencatat transaksi kas, transaksi penagihan atau jenis-jenis pengeluaran tertentu.
- Pada abad ke-16 dan 17 terjadi evolusi pada praktik laporan keuangan periodik, di abad ke-17 dan 18 terjadi evolusi pada personifikasi dari seluruh akun dan transaksi, sebagai suatu usaha untuk merasionalkan aturan debit dan kredit yang digunakan pada akun-akun yang tidak pasti hubungannya dan abstrak.
- Penerapan dari system pencatatan berpasangan juga duperluas ke jenis-jenis organisasi yang lain.
- Abad ke-17 mencatat terjadinya penggunaan akun-akun persediaan yang terpisah untuk jenis barang-barang yang berbeda.
- East India Company di abad ke-17, akuntansi mendapatkan status yang lebih baik, yang ditunjukkan dengan adanya kebutuhan akan akuntansi biaya dan kepercayaan yang diberikan kepada konsep-konsep mengenai kelangsungan,periodisitas, dan akrual.
- Metode-metode untuk pencatatan aktiva tetap mengalami evolusi pada abad ke-18
- Sampai dengan awal abad ke-19, depresiasi untuk aktiva tetap hanya diperhitungkan pada barang dagangan yang tidak terjual.
- Akuntansi biaya muncul di abad ke-19 sebagai sebuah hasil dari revolusi industri.
Catatan-catatan dari pabrik-pabrik tekstil dan perusahaan-perusahaan manufaktur raksasa di abad ke-19 dipakai untuk mendukung kedua hipotesis berikut ini :
o Hipotesis Pertama adalah meningkatnya penggunaan aktiva tetap memicu perkembangan dari akuntansi biaya pada industri.
o Hipotesis Kedua adalah bahwa perubahan pada bagaimana aktivitas ekonomi di organisasikan, dan bukan hanya untuk perubahan senentara pada struktur biaya mereka, memicu perkembangan dari prosedur akuntansi biaya internal pada abad ke-19
- Abad ke-19 terjadi perkembangan pada teknik-teknik akuntansi untuk pembayaran dibayar di muka dan akrual, sebagai cara untuk memungkinkan dilakukannya perhitungan dari laba periodik.
- Akhir adab ke-19 dan ke-20 terjadi perkembangan pada laporan dana.
- Abad ke-20 terjadi perkembangan pada metode-metode akuntansi untuk isu-isu kompleks, mulai dari perhitungan laba per saham, akuntansi untuk perhitungan bisnis, akuntansi untuk inflasi, sewa jangka panjang dan pension, sampai kepada masalah penting dari akuntansi sebagai produk baru dari rekayasa keuangan (Financial Engineering)
B. Perkembangan Prinsip-Prinsip Akuntansi di Amerika Serikat
Tahap konstribusi manajement (1900-1933)
Konsekuiensi dari adanya ketergantungan kepada inisiatif manajemen ini akan meliputi :
Jika melihat sifat pragmatis dari solusi yang diterapkan, maka kebanyakan teknik-teknik akuntansi kurang memiliki dukungan teoretis.
Fokusnya adalah menentukan laba kena pajak dan meminimalkan pajak penghasilan.
Teknik-teknik yang diadopsi dimotivasi oleh keinginan untuk meratakan laba (earning smooth).
Masalah-masalah yang kompleks dihindari dan solusi yang cepat diadopsi.
Perusahaan yang berbeda akan mengadopsi teknik-teknik akuntansi yang berbeda untuk masalah yang sama.
Pemain utama pada masa itu adalah asosiasi akuntan professional, American Institute of Accountants (AIA), yang pada tahun 1917 menetapkan suatu Dewan Pemeriksa (Board of Examiners) untuk membuat satu ujian CPA yang seragam, dan Bursa Efek New York, yang sejak tahun 1900 mensyaratkan seluruh perusahaan yang masuk bursa saham untuk menerbitkan laporan keuangan tahunan.
Tahap konstribusi institusi (1933-1959)
Tahap ini ditandai dengan adanya pembuatan dan peningkatan peranan institusi di dalam pengembangan prinsip-prinsip akuntansi. Hal ini meliputi pendirian Security and Exhange Commission (SEC) persetujuan atas “prinsip-prinsip umum” oleh AIA, dan peran baru yang dimainkan oleh Komite Prosedur Akuntansi.
Pada tahun 1934, Kongres menciptakan SEC dengan tugas untuk mengelola beragam hukum-hukum investasi federal , termasuk Undang-Undang Sekuritas pada tahun 1933 yang mengatur penerbitan sekuritas di pasar-pasar antarnegara bagian.
Setelah publikasi yang dilakukan oleh Ripley di dalam satu artikel yang mengkritik teknik-teknik pelaporan sebagai sesuatu yang memperdayakan, George O. May, kebangsaan Inggris mengusulkan agar Institut Akuntan Publik Bersertifikat Amerika memulai sebuah usaha kerja sama dengan bursa efek sehingga di bebankan.
Setelah diterbitkannya ASR no.4 oleh SEC, Institut selanjutnya di tahun 1938 memutuskan member I kuasa kepada Komite Prosedur Akuntansi untuk mengumumkan keputusannya. CAP menerbitkan 12 Accounting Research Bulletins (ARB) selama periode 1938-1939 saja, dan tetap terus melakukannya selama masa-masa perang . Periode pasca perang adalah masa-masa aktivitas yang sangat banyak bagi CAP, dengan diterbitkannya 18 ARB mulai dari tahun 1946 – 1953, dengan strategi untuk mengeliminasi praktik-praktik akuntansi yang dicurigai dan dipertanyakan , dan berfokus pada masalah-masalah pelaporan khusus, termasuk akuntansi untuk dampak dari perubahan tingkat harga, dan merekomendasikan konsep kinerja operasional saat ini dengan ARB 32.
Tahap kontribusi professional (1959-1973)
APB sendiri ditentang dan dikritik untuk :
Opini yang terbatas, controversial atau ad hoc, termasuk APB 8 mengenai akuntansi pension, APB 11 mengenai alokasi pajak penghasilan, serta APB 2 dan 4 mengenai kredit pajak investasi
Kegagalannya untuk memecahkan masalah mengenai akuntansi bagi kombinasi bisnis dan goodwill.

Ketergantungan terhadap asosiasi dan agen-agen seperti di atas bukannya tidak memiliki konsekuensi ,yang termasuk hal-hal berikut ini:
1. Asosiasi dan keagenan tidak bersandar pada kerangka kerja teoretis yang telah dibuat.
2. Wewenang atas pernyataan tidak dinyatakan dengan jelas.
3. Adanya perlakuan alternative memungkinkan adanya fleksibilitas di dalam pemilihan teknik-teknik akuntansi.

Tahap politisasi (1973-sekarang)
Keterbatasan yang dimiliki oleh baik asosiasi professional maupun manajemen di dalam memformulasikan suatu teori akuntansi telah mengarah kepada pengadopsian suatu pendekatan yang lebih deduktif sekaligus melakukan politisasi atas proses penetapan standarnya-sebuah situasi yang diciptakan oleh pandangan yang berlaku umum bahwa angka-angka akuntansi memengaruhi perilaku berekonomi dan,sebagai konsekuensinya ,aturan-aturan akuntansi hendaknya dibuat di dalam arena politik. Dalam pandangan yang sama,Horngren menyatakan:
Bahwa proses dari formulasi standar-standar akuntansi menjadi lebih politis dijelaskan dengan lebih baik lewat sebuah laporan yang dikeluarkan oleh Subkomite Senat atas Laporan, Akutansi , dan Manajemen,yang diberi judul The Accounting Establishment.Dikenal dengan sebutan “Metcalf Report”(Lapotan Metcalft),laporan ini munuduh kantor akuntan public “Big Eight” (Delapan Basar) telah memonopoli pengauditan atas perusahaan-perusahaan besar dan mengendalikan proses penetapan standar.


C. AKUTANSI DAN KAPITALISME
Hubungan antara akuntansi dan kapitalisme ini selanjutnya dikenal sebagai tesis atau argumen Sombart.Ia mengemukakan bahwa transformasi aktiva menjadi nilai-nilai abstrak dan ekspresi kuantitatif dari aktivitas bisnis, dan akuntansi yang sistematis dalam bentuk pembukuan pencatatan berpasangan membuat adanya kemungkinan untuk seorang wirausahawan yang kapitalis untuk merencanakan ,melakukan, dan mengukur dampak dari aktivitas yang ia lakukan serta melakukan pemisahaan dari pemilik dan bisnis itu sendiri,sehingga memungkinkan adanya pertumbuhan bagi perusahaan.Empat alasan berikut ini umumnya muncul untuk menjelaskan peranan dari pencatatan berpasangan di dalam akspansi ekonomi setelah berkhirnya Abad Pertengahan:
1. Pencatatan berpasangan memberikan kontribusi bagi munculnya satu sikap baru atas kehidupan.
2. Semangat baru melakukan akuisisi ini didukung dan didorong oleh adanya perbaikan dari perhitungan-perhitungan ekonomis.
3. Rasionalisme baru ini kian ditingkatkan lagi dengan adanya organisasi yang sistematis.
4. Pembukuan pencatatan berpasangan mengizinkan adanya pemisahaan atas kepemilikan dan manjemen dan Karenanya meningkatkan pertumbuhan dari perusahaan besar dengan saham gabungan.
• Pembukuan pencatatan berpasangan bukan suatu hal yang berguna bagi penetuan laba dan modal.
• Pembukuan pencatatan berpasangan hanya berguna untuk masalah-masalah rutin saja,dan
• Mungkin tidak terlalu bermanfaat dalam pemilihan peluang-peluang yang tersedia bagi usahawan.



D. RELEVASI SEJARAH AKUNTANSI
Sejarah akuntansi adalah studi atas revolusi yang terjadi pada pemikiran,praktik-praktik dan institusi akuntansi sebagai respon dari perubahan-perubahan lingkungan dan kebutuhan social.Hal ini juga memperhitungkan dampak yang ditimbulkan oleh evolusi tersebut pada lingkungan.
Dalam kaitannya dengan prespektif kebijakan, sejarah akuntansi melakukan peran yang instrumental dalam memberikan pemahaman yang lebih baik atas permasalahan-permasalahan akuntansi dan konteks institusionalnya,sekaligus juga dalam formulasi kebijakan umum.Sejarah akuntansi dapat memberikan penilaian yang lebih baik atas praktik-praktik yang berlaku dengan melakukan perbandingan terhadap metode-metode yang pernah digunakan di masa lalu.

E. ISU-ISU AKUNTANSI INTERNASIONAL
Definisi akuntansi internasional
1.akuntansi untuk induk perusahaan-anak perusahaan di luar negeri atau akuntansi untuk anak perusahaan.
2. akuntansi komparatif atau internasional.
3. akuntansi universal atau dunia.
Konsep dari akuntansi universal atau dunia adalah yang paling luas ruang lingkupnya. Konsep ini mengarahkan akuntansi internasional menuju formulasi dan studi atas satu kumpulan prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secara universal. Tujuannya adalah untuk mendapatkan satu standardisasi lengkap atas prinsip-prinsip akuntansi secara internasional.Defisiensi yang diterapkan oleh Weirich dan kawan-kawan adalah sebagai berikut:
Konsep dari akuntansi komparatif atau akuntansi internasional mengarahkan akuntansi internasional kepada studi dan pemahaman atas perbedaan-perbedaan nasional di dalam akuntansi.Hal ini meliputi:
a. Kesadaran akan adanya keragaman internasional di dalam akuntansi dan praktik-praktik pelaporan:
b. Pemahaman akan prisip-prinsipdan praktik-praktik akuntansi dari masing-masing Negara dan
c. Kemampuan untuk menilai dampak dari beragamnya praktik-praktik akuntansi pada pelaporan keuangan.

Kondisi –kondisi lingkungan dapat dipastikan akan memberikan dampak kepada penentuan dari standar akuntansi yang mencakup hal-hal berikut ini:
1. Relativisme cultural(cultural relativism),dimana konsep-konsep akuntansi di satu Negara tertentu adalah sama uniknya dengan cirri-ciri kebudayaan yang lainnya.
2. Relativisme linguistic (linguistic relativism),dimana akuntansi sebagai suatu bahasa dengan sifat leksikal dan tata bahasanya akan mempengaruhi perilaku linguistic dan non linguistic dari para penggunanya.
3. Relativisme politik dan sipil(political and civil relativism), dimana konsep-konsep akuntansi di setiap Negara manapun akan bergantung kepada konteks politik dan sipil dari Negara tersebut
4. Relativisme ekonomi dan demografis(economic and demographic relativism), diamana konsep-konsep akuntansi disetiap Negara mana pun akan bergantung kepada konteks ekonomi dan demografis dari Negara tersebut.
5. Relativisme hokum dan perpajakan(legal and tax relativism),dimana konsep-konsep akuntansi di setiap Negara mana pun akan bergantung kepada dasar hokum dan perpajakan dari Negara tersebut.


F. Harmonisasi standar akuntnasi
Arti harmonisasi standar akuntansi
Istilah harmonisasi sebagai kebaikan dari standardisasi memiliki arti sebuah rekonsiliasi atas berbagai sudut pandangan yang berbeda.Definisi dari harmonisasi tersebut dianggap lebih realistis dan memiliki kemungkinan lebih besar untuk diterima daripada standarisasi.
Manfaat dari harmonisasi
Pertama, bagi banyak Negara, belum terdapat suatu standar kodifikasi akuntansi dan audit yang memadai.Standar yang diakui secara internasional tidak hanya akan mengurangi biaya penyiapan untuk Negara-negara tersebut melainkan juga memungkinkan mereka untuk dengan seketika menjadi bagian dari arus utama standar akuntansi yang berlaku secara internasional.
Kedua, internasional yang berkembang dari perekonomian dunia dan menigkatnya saling ketergantungan dari Negara-negara di dalam kaitannya dengan perdagangan dan arus investasi yang berlaku secara internasional .
Ketiga, adanya kebutuhan darimperusahaan-perusahaan untuk memperoleh modal dari luar, mengingat tidak cukupnya jumlah laba ditahan untuk mendanai proyek-proyek dan pinjaman-pinjaman luar negeri yang tersedia, telah menigkatkan kebutuhan akan harmonisasi akuntansi.
Batasan pada Harmonisasi
Pertama, pemungutan pajak bagi semua Negara adalah satu sumber permintaan yang terbesar akan adanya jasa-jasa akuntansi.
Kedua, kebijakan-kebijikan akuntansi hampir selalu dibuat untuk mnecapai sasaran politik ataupun ekonomi yang kompatibel degan system perkonomian atau politik yang menyertai di suatu Negara tertentu.
Ketiga, beberapa rintangan bagi harmonisasi interbasional itu diciptakan oleh para akuntansi sendiri melalui persyaratan lisensi nasional yang ketat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar