Kamis, 28 Oktober 2010

PUSAT LABA

Laba merupakan ukuran kinerja yang berguna karena karena laba memungkinkan manajemen senior untuk dapat menggunakan satu indicator yang komprehensif, dibandingkan jika harus menggunakan beberapa indicator.
PERTIMBANGAN UMUM
Suatu organisasi fungsional adalah organisasi dimana fungsi produksi atau pemasaran utama dilakukan oleh unit organisasi yang terpisah. Ketika suatu organisasi diubah menjadi organisasi dimana setiap unit utama bertanggung jawab baik atas produksi maupun pemasaran, maka proses ini disebut dengan istilah divisionalisasi.
A. Kondisi – Kondisi Dalam Mendelegasikan Tanggung Jawab Laba
Untuk dapat mendelegasikan keputusan trade-off semacam ini dengan aman ke tingkat manajer yang lebih rendah, maka ada dua kondisi yang harus dipenuhi :
1. Manajer harus memilikia akses ke informasi relean yang dibutuhkan dalam membuat keputusan serupa
2. Harus ada semacam cara untuk mengukur efektivitasnya suatu trade-off yang dibuat oleh manajer.
Langkah utama dalam membuat pusat laba adalah menentukan titik terendah dalam organisasi dimana kedua diatas terpenuhi.
B. Manfaat Pusat Laba
Menjadikan unit organisasi sebagai pusat laba dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Kualitas keputusan dapat meningkat karena keputusan tersebut dibuat oleh para manajer yang paling dekat dengan titik keputusan.
2. Kecepatan dari pengambilan keputusan operasional dapat meningkat karena tidak perlu mendapat persetujuan terlebih dahulu dari kantor pusat.
3. Manajemen kantor pusat bebas dari pengambilan keputusan harian sehingga dapat berkonsentrasi pada hal-hal yang lebih luas.
4. Manajer karena tunduk pada hanya sedikit batasan dari korporat, lebih bebas untuk menggunakan imajinasi dan inisiatif nya.
5. Karena pusat laba serupa dengan perusahaan yang independen, maka pusat laba memberikan tempat pelatihan yang sempurna bagi manajemen umum.
6. Kesadaran laba dapat ditingkatkan karena para manajer yang bertanggung jawab akan laba sealu mencari cara untuk meningkatkan labanya.
7. Pusat laba memberikan informasi yang siap pakai bagi manajemen puncak mengenai profitabilitas dari komponen-komponen individual perusahaan.
8. Karena keluaran yang dihasilkan siappakai, maka pusat laba sangat responsive terhadap tekanan untuk meningkatkan kinerja kompetitifnya.
Contoh : ABB (Asea Brown Boveri), perusahaan multinasional Eropa yang bergerak di bidang energy, transmisi dan distribusi, diorganisir ke dalam 4.500 pusat laba kacil- masing-masing bertanggung jawab atas laba dan rugi serta otonomi yang berarti.
C. Kesulitan Dengan Pusat Laba
Selain manfaat yang diperoleh tadi, pusat-pusat laba dapat menimbulkan beberapa kesulitan :
1. Pengambilan keputusan yang terdesentralisasi akan memaksa manajemen puncak untuk lebih mengandalkan laporan pengendalian manajemen dan buka wawasan pribadinya atas suatu operasi, sehingga mengakibatkan hilangnya pengendalian.
2. Jika manajemen kantor pusat lebih mampu dan memiliki informasi yang lebih baik daripada manajer pusat lab apada umumnya, maka kualitas keputusan yang diambil pada tingkat unit akan berkurang.
3. Perselisihan dapat meningkat karena adanya argument-argumen mengenai harga transfer yang sesuai, pengalokasian biaya umum yang tepat, dan kredit untuk pendapatan yang sebelumnya dihasilkan dengan cara bersama-sama oleh dua atau lebih unit bisnis.
4. Unit-unit organisasi yang pernah bekerja sama sebagai unit fungsional akan saling berkompetisi satu sama lain.
5. Divisionalisasi dapat mengakibatkan biaya tambahan karena adanya tambahan biaya manajemen, pegawai, dan pembukuan yang dibutuhkan, dan mungkin mengakibatkan duplikasi tugas di setiap pusat laba.
6. Para manajer umum yang kompeten mungkin saja tidak ada dalam organisasi fungsional karena tidak adanya kesempatan yang cukup baginya untuk mengembangkan kompetensi manajemen umum.
7. Mungkin ada terlalu banyak tekanan profitabilitas jangka pendek dengan mengorbankan profitabilitas jangka panjang. Karena ingin melaporkan laba yang tinggi, manajer pusat laba dapat lalai melaksanakan penelitian dan pengembangan.
8. Tidak ada system yang memuaskan untuk memastikan bahwa optimalisasi laba dari masing-masing pusat laba akan mengoptimalkan laba perusahaan secara keseluruhan.
UNIT BISNIS SEBAGAI PUSAT LABA
Hampir semua unit bisnis diciptakan sebagai pusat laba karena manajer yang bertanggung jawab atas unit tersebut memiliki kendali atas pengembangan produk, proses produksi dan pemasaran.
A. Batasan Atas Wewenang Unit Bisnis
Untuk memahami sepenuhnya manfaat dari konsep pusat laba, manajer unit bisnis akan mamiliki otonomi seperti presiden dari suatu perusahaan independen. Meskipun demikian, dalam praktiksehari-hari, otonomi semacam ini tidak pernah ada. Jika suatu perusahaan dibagi menjadi unit-unit yang sepenuhnya independen, maka perusahaan tersebut akan kehilangan manfaat dari sinergi dan ukuran yang ada.
1. Batasan dari unit bisnis yang lain
Salah satu masalah utama terjadi ketika suatu unit bisnis harus berurusan dengan unit bisnis lain. Sangatlah berguna untuk memikirkan pengelolaan suatu pusat laba dalam hal pengendalian atas tiga jenis keputusan : (1) keputusan produk yaitu barang atau jasa apa yang akan dibuat, (2) keputusan pemasaran yaitu bagaimana, dimana dan berapa barang atau jasa yang akan dijual, (3) keputusan perolehan yaitu bagaimana mendapatkan atau memproduksi barang atau jasa.
Jika seorang manajer unit bisnis mengendalikan ketiga aktivitas tersebut, biasanya tidak aka nada kesulitan dalam melaksanakan tanggung jawab laba dan mengukur kinerja.
2. Batasan dari manajemen korporat
Batasan-batasan yang dikenekan oleh manajemen korporat dikelompokkan menjadi tiga bagian : (1) batasan yang timbul dari pertimbangan-pertimbangan strategi (2) batasan yang timbul karena adanya keseragaman yang diperlukan (3) batasan yang timbul dari nilai ekonomis sentralisasi.
Hampir semua perusahaan mempertahankan beberapa keputusan, terutama keputusan financial, pada tingkat korporat, setidaknya untuk aktivitas-aktivitas domestic. Akibatnya, salah satu batasan utama atas unit bisnis berasal dari pengendalian korporat terhadap investasi baru. Unit bisnis yang ada harus saling bersaing satu sama lain untuk mendapatkan bagian dari dana yang tersedia. Oleh karena itu, suatu unit bisnis dapat menemukan bahwa rencana ekspansinya gagal karena ada manajer dari unit bisnis yang lain yang telah meyakinkan manajemen senior bahwa unit bisnis tersebut memiliki program yang lebih menarik.
Contoh : pada pertengahan tahun 1990-an, Kinko’s Inc, perusahaan fotokopi 24 jam terbesar di Amerika Serikat, melakukan sentralisasi atas operasinya. Perusahaan tersebut tadinya dibangun atas dasar persekutuan, dengan persyaratan bahwa setiap rekanan ikut memiliki dan mengoperasikan took-toko Kinko’s di wilayah-wilayah yang berbeda, dan setiap unit dalam perusahaan tersebut bertanggung jawab atas pembelian dan pendanaan masing-masing. Ketika pendanaan Kinko’s disentralisasi pada tahun 1996, perusahaan tersebut mengalami penurunan beban bunga dari $50 juta menjadi $30 juta. Hal ini ternyata menghasilkan penghematan dari pelaksanaan system pembelian yang lebih efisien.
Perusahaan-perusahaan mengenakan batasan pada unit-unit bisnis karena kebutuhan akan keseragaman. Satu batasan adalah bahwa unit bisnis harus menyesuaikan diri terhadap system pengendlian manajemen dan akuntansi perusahaan.
Pada umumnya, batasan korporat tidak menimbulkan permasalahan yang fatal dalam suatu struktur yang terdesentralisasi, selama hal tersebut dikemukakan secara eksplisit. Memejemen unit bisnis harus memahami kebutuhan penyelarasan masalah dan harus menghadapinya dengan lapang dada. Masalah-masalah utama cenderung timbul dalam akivitas jasa yang dilakukan oleh korporat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar